Lampung – Universitas Lampung bersama Dinas Perikanan Pemerintah Kabupaten Pringsewu menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) sekaligus Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (PKS dan RPK). Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pringsewu, Bapak Nur Pajri, S.T., M.T., beserta jajaran, Kepala LPPM Universitas Lampung, Dr. Eng. Ir. Dikpride Despa, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng, dan tim peneliti dari Universitas Lampung yang terdiri dari Munti Sarida, S.Pi., M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T., M.Sc., dan Dr. Sri Ratna Sulitiyanti, M.T., Dr. Mareli Telembenua, S.T.P., M.Sc., dan Putu Cinthia Dells, S.Pi., M.Si.
Dalam sambutannya, Kepala LPPM Unila, Dr. Dikpride Despa, menyampaikan bahwa sebagai lembaga yang menaungi dan mengoordinasikan kegiatan riset dan pengabdian masyarakat di lingkungan Universitas Lampung, LPPM menempatkan kemitraan ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah. Kabupaten Pringsewu, dengan potensi sumber daya alam, sosial, dan budaya yang dimilikinya, merupakan mitra strategis dalam pengembangan riset terapan dan inovasi berbasis kebutuhan lokal.

Riset unggulan yang diangkat dalam kerjasama ini berjudul “Inovasi Irigasi Hemat Air, Solusi Cerdas untuk Pertanian dan Akuakultur Berkelanjutan.” Inovasi ini mengintegrasikan sistem minapadi apung dan RAS-hidroponik berbasis teknologi sensor dan IoT, yang tidak hanya menghemat penggunaan air, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan lingkungan di tingkat lokal. Dengan uji coba yang telah berjalan dan kesiapan prototipe, tim peneliti berharap program ini dapat menjadi model yang bisa direplikasi secara luas di wilayah kabupaten Pringsewu.
Penelitian ini bertujuan mengatasi permasalahan irigasi tradisional yang menyebabkan pemborosan air, keterbatasan pasokan air, serta pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia. Tim peneliti merancang sistem minapadi apung dan RAS hidroponik, serta memanfaatkan limbah budidaya ikan sebagai pupuk organik. Selain itu, penerapan teknologi Internet of Things (IoT) digunakan untuk monitoring dan kontrol irigasi serta kualitas air secara real-time.
FGD hari ini dipandang penting sebagai media untuk mendengarkan masukan dari para pemangku kepentingan di lapangan, sehingga kerja sama yang dijalin bukan hanya bersifat simbolik, tetapi konkret dan berdampak nyata.
Nota Kesepahaman yang ditandatangani hari ini mencakup pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dan akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama yang lebih teknis dan implementatif. Kepala LPPM Unila juga mengapresiasi keterbukaan Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam membuka ruang kolaborasi, khususnya dalam pengelolaan sumber daya air dan pertanian berkelanjutan.
Acara ini menjadi tonggak penting dalam membangun sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah untuk mewujudkan pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Kerja sama ini ke depan akan dilanjutkan dengan pengembangan skala besar, optimalisasi sistem kontrol irigasi berbasis data, serta rencana komersialisasi teknologi untuk replikasi lebih luas di berbagai wilayah Indonesia yang menghadapi tantangan serupa.