Produktivitas riset atau penelitian di lingkungan Universitas Lampung (Unila) meningkat hingga 40 persen. Jika tahun lalu total judul penelitian Unila hanya di kisaran 500 proposal, tahun ini meningkat hingga 700.
Ketua Lembaga Penelitian (Lemlit) Unila Dr. Eng. Admi Syarif mengatakan, budaya riset di Unila tahun ini meningkat pesat. Pihaknya mengaku, beberapa tahun lalu kesulitan untuk bisa mendapatkan 130 judul penelitian. Akan tetapi dalam dua tahun terakhir kondisi sudah jauh berbeda, produktivitas meningkat cukup signifikan.
“Tahun lalu total judul penelitian di Unila berada di kisaran 500 proposal penelitian. Tahun ini jumlahnya meningkat hingga 40 persen,” ujarnya, Senin (1/4).
Peningkatan ini, kata dia, tak hanya diraih dari sisi kuantitas melainkan kualitas. Hal itu terlihat dari meningkatnya dana penelitian yang diperoleh peneliti Unila. Peningkatannya bisa mencapai 70 hingga 80 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan, pada bulan Maret saja dana penelitian yang diterima Unila mencapai Rp13,6 miliar. Jumlah tersebut masih akan bertambah setidaknya hingga Rp2 miliar mengingat ada beberapa skema dana penelitian yang belum diumumkan.
Lebih lanjut Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila ini menambahkan, dana Rp13,6 miliar itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp4,8 miliar dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Rp2 miliar. Kemudian, dari dana penelitian nondesentralisasi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Rp5,1 miliar dan dari anggaran DIPA Unila sebesar Rp1,25 miliar.
Dalam beberapa bulan ke depan pihaknya masih menunggu skema penelitian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Hibah Strategis Nasional (Stranas), hibah kerja sama pihak lain, dan kerja sama internasional. “Sedikitnya, tahun ini kita bisa peroleh minimal Rp15 miliar dana penelitian,” tandasnya optimistis.
Admi memaparkan, Lemlit Unila tetap akan melakukan upaya untuk terus mendorong iklim riset di lingkungan Unila. Salah satunya dengan melakukan coaching proposal riset bagi 70 lebih tenaga pendidik bergelar doktoral atau S3 di lingkungan Unila. “Tujuan pelatihan ini adalah mendorong para doktoral kita untuk bisa lebih kompetitif lagi dalam memperoleh dana hibah nasional bahkan internasional,” tuturnya.
Kendati demikian, Admi mengakui, peningkatan budaya meneliti ini harus disertai dengan peningkatan budaya publikasi ilmiah di lingkungan Unila. Terutama untuk level publikasi internasional. “Kalau level nasional sudah cukup baik namun untuk level internasional masih harus kita genjot lagi. Untuk tahun lalu saja hanya 16 judul yang tembus jurnal internasional,” paparnya.
Guna menjamin hal tersebut, pihaknya telah membuat terobosan kebijakan yakni dengan mewajibkan para peneliti untuk melakukan publikasi ilmiah paling tidak dua tahun pascapenelitian. Jika tidak maka dana penelitian yang dipercayakan kepadanya harus dikembalikan ke negara. “Memang hal ini agak memaksa. Tapi sudah kita konsultasikan ke Dikti. Dan menurut mereka tidak ada masalah,” pungkasnya.[] Mutiara